Mengkaji objek karya Diela Maharanie dan Bayu Santoso berdasarkan Perspektif Meyer Schapiro

Hai teman-teman pencinta seni, selamat datang kembali di blog Kajian Seni Rupa dan Desain.

Pada pertemuan kali ini saya akan melanjutkan kajian dua objek karya pada blog saya yang sebelumnya yaitu mengkaji objek karya Diela Maharanie dengan Ilustrasi Let Girls Learns dan Bayu Santoso dengan Ilustrasi Cover Album Kelima Maroon 5 berdasarkan perspektif Meyer Schapiro.

Sebelum kita mengkaji karya Diela Maharanie dan Bayu Santoso, saya akan membahas teori dari Meyer Schapiro terlebih dahulu.


Meyer Schapiro adalah sejarawan Amerika kelahiran Lithuania yang dikenal karena menempa metodologi sejarah seni baru yang menggabungkan pendekatan interdisipliner untuk studi karya seni. 

Meyer Schapiro memiliki estetika yang berfokus pada Gaya sehingga dalam sebuah karya seni atau desain akan diamati bagaimana gaya ini membentuk ciri yang dapat dipercaya dan memiliki ciri khas. 

Gaya dalam pandangan Schapiro memiliki ciri yang bergejala atau ciri khas pada suatu karya dimasing-masing periodisasinya, sehingga setiap karya yang dihasilkan memiliki satu gaya yang tidak bisa dihasilkan pada periode lain. Hal ini merupakan cara kerja konsep Schapiro yang meliputi aspek ruang dan waktu. Karena aspek ruang dan waktu teori Schapiro memiliki ciri sejarah. 

Analisis gaya Schapiro terbagi menjadi tiga aspek, yaitu: 

1. Elemen bentuk (motif) 

2. Hubungan bentuk

3. Kualitas 


Setelah mengetahui teori Meyer Schapiro sekarang kita akan mengaplikasikannya pada dua objek karya yang akan kita kaji. 

Pertama kita mengkaji objek karya ilustrasi Let Girls Learns oleh Diela Maharanie terlebih dahulu. 


Objek material: Gambar Ilustrasi Sofa two seater Let Girls Learns Karya Diela Maharanie

objek formal: Ciri khas 


Estetika milik Meyer Schapiro berfokus pada gaya yang memiliki ciri bergejala atau ciri khas di masing-masing periodisasi. 

Lalu bagaimana cara menemukan ciri khas dalam membuat karya seni menurut Diela? 

Setiap Seniman memiliki ciri khasnya masing-masing seiring perkembangan kreativitas seni. Dilansir oleh ULTIMAGZ.com pada tahun 2016 lalu dalam acara seminar, Diela Maharanie mengungkapkan bahwa.

“Mempunyai signature style atau ciri khas itu banyak membantu. Agar kalian stand out dan bisa bersaing di dunia ilustrasi dan industri seni, kalian harus tahu karakter gambar kalian seperti apa,” tutur Diela.

Diela sendiri menemukan ciri khasnya melalui trial and error,serta eksplorasi segala hal. Diela mengaku tak mau membatasi diri dengan gaya gambar tertentu

Ia senang menggambar sosok wanita karena lebih banyak yang dapat ia kulik, mulai dari baju, motif, muka, hingga gesturnya. Begitu pula dengan tools atau alat yang dipakai semakin bagus alatnya, semakin bagus hasil akhirnya juga. Ciri khas juga dapat ditentukan dari mood gambar yang diperkuat oleh pilihan warna serta subjek atau objek gambar.

Dari apa yang telah diungkapkan oleh Diela Maharanie kita dapat menyimpulkan bahwa dalam menemukan ciri khas karya yang kita buat jangan takut untuk mencoba, berlatih terus menerus dan jangan terpaku pada satu gaya saja. 

Demikianlah kajian objek karya yang pertama oleh Diela Maharanie. Selanjutnya kita akan melanjutkan kajian objek karya yang kedua oleh Bayu Santoso. 


Objek Material: Ilustrasi Cover Album Ke-5 Maroon 5 Karya Bayu Santoso

Objek formal: Tiga Aspek Gaya 


Pada teori Schapiro di atas telah dijelaskan dalam menganalisis gaya ada tiga aspek, yaitu elemen bentuk (motif), hubungan bentuk dan kualitas. 

Lalu pada karya ilustrasi Cover Album kelima Maroon 5 karya Bayu Santoso apakah terdapat tiga aspek gaya tersebut? 

Pertama kita akan membahas aspek yang pertama yaitu elemen bentuk (motif) 

Elemen bentuk dalam karya ilustrasi Cover Album kelima Maroon 5 terdapat bentuk figur hewan harimau Indonesia dengan bentuk bulu yang menyerupai ornamen Indonesia. Figur harimau ini memiliki sosok yang misterius. Karena Bayu menyukai sosok keren dan misterius pada hewan kucing besar sehingga ia memutuskan untuk menggunakan figur harimau ini pada cover album Maroon 5.

Aspek gaya yang kedua, yaitu hubungan bentuk. 

Hubungan bentuk di sini merujuk pada cerita dibalik karya ini. Karya ini dibuat karena Bayu mengikuti perlombaan yang diadakan oleh Maroon 5 dan Bayu memenangkan perlombaan tersebut. Dilansir oleh news.detik.com Bayu mengungkapkan bahwa. 

"Awalnya desain dari kertas, mengalir saja. Harimau sosok yang misterius. Bagus dan cocok buat Maroon 5. Saya memang niat untuk ikut lomba, tapi tidak menyangka menjadi juara dan menang." katanya.

Aspek gaya yang berikutnya, yaitu kualitas. 

Bagaimana cara kita mengetahui kualitas karya seni? 

Dengan cara menginterpretasikan karya seni tersebut, mulai dari mengamati serta mempertimbangkan dari segi bahan, bentuk dan hasil karya seni. Karya seni yg berkualitas juga pasti membutuhkan proses yg lama dan penuh kehati-hatian.

Dan Bayu mengerjakan karyanya selama 7 bulan. "Desain di komputer menggunakan Photoshop. Proses desain sekitar 7 bulan, pengerjaan 7 hari". 

Usaha memang tidak mengkhianati hasil, dan akhirnya karya Bayu Santoso menang di perlombaan yang diadakan oleh Maroon 5 dan terpilih menjadi cover album kelima Maroon 5.


Demikianlah kajian dua objek karya oleh Diela Maharanie dan Bayu Santoso berdasarkan teori Meyer Schapiro. Saya akhiri kajian seni rupa dan desain hari ini ya teman-teman pecinta seni. Sampai jumpa lagi teman-teman, terimakasih. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Kritik Seni dari Perspektif Feldman

Fusi Horizon dari Perspektif Gadamer pada Lukisan Karya Basuki Abdullah