Teori Erwin Panofsky Ikonografi & Ikonologi: Analisis Lukisan Bermain Catur Karya Heri Dono

Teori ikonologi Panofsky merupakan teori yang menggunakan pendekatan sejarah dalam meneliti dan memahami suatu karya seni. Panofsky melakukan teori ini melalui tiga tahap interpretasi, yakni:

1.      Pra-ikonografi (deskripsi karya)

Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan meneliti aspek visual pada karya seni. Dalam visual sebuah karya seni dapat mengungkapkan makna factual dan makna ekspresional. Makna faktual adalah mengamati unsur-unsur seni di dalamnya, seperti garis, bentuk, warna, material, teknik dan objek. Makna ekspresional akan mengamati hubungan antara objek dan bentuk  yang akan mengungkap kualitas ekspresional karakter objek.

 

2.      Analisis ikonografi

Tahap ini akan mengidentifikasi makna sekunder dengan menghubungkan dua makna pada tahap pra-ikonografi, yaitu menghubungkan makna factual dan makna ekspresional dengan tema dan konsep.

 

3.      Interpretasi ikonologis

Pada tahap terakhir makna intrinsic dalam karya seni akan terungkap. Pemahaman makna intrinsic pada tahap ini akan mengarah pada sejarah yang diceritakan melalui objek karya seni. Dalam hal ini dapat dilihat ciri-ciri prinsip suatu bangsa, zaman, kelas sosial, kepercayaan maupun politik.

Lukisan karya Heri Dono memiliki visual yang unik dan terkesan sangat kacau karena ia menggunakan teknik deformasi. Lukisan yang dibuat tidak hanya bisa dilihat dari visualnya saja tetapi juga bisa dilihat dari segi cerita atau makna yang terkandung di dalamnya, salah satu karyanya adalah Bermain Catur.




Tahap Pra-ikonografi

Lukisan Bermain Catur karya Heri Dono merupakan lukisan yang menggunakan medium cat akrilik pada kanvas dengan objek dua orang militer yang bermain catur. Heri Dono melukis dengan teknik deformasi yang menampilkan bentuk imajinasi menjadi nyata pada sebuah kanvas.

Selain permainan olahraga, catur juga bisa sebagai simbol  politik. Terlihat pada bentuk pion catur yang digunakan, bentuk manusia dengan karakter tentara yang ada di tangan dua tokoh besar, papan catur serta pion hasil permainan yang terletak dipangkuan dua tokoh besar tersebut. Dua tokoh besar ini digambarkan sebagai pemimpin dalam pasukan pion catur yang telah di deformasi menyerupai tokoh pewayangan. Dengan warna yang didominasi warna coklat, kuning dan hijau kecoklatan sedangkan latar belakang menggunakan warna hitam agar titik fokus mengarah pada objek.

Dalam lukisan ini tokoh disebelah kiri telah kalah melawan pasukan tokoh disebelah kanan kemudian memberikan salah satu pion di tangannya dan seperti mengeluarkan uang dari mulutnya, sedangkan tokoh disebelah kanan terlihat senang atas kemenangannya yang dapat diartikan perang politik di menangkan oleh pihak militer di sebelah kanan.

 

Tahap ikonografi

Tema lukisan Bermain Catur ini mengungkapkan rasa ketegangan politik antar suatu bangsa. Bangsa tersebut mengerahkan militer mereka dan melakukan genjatan senjata yang direpresentasikan dengan permainan catur.

 

Tahap ikonologi

Peperangan atau persaingan merupakan turunan sifat dasar manusia sebagai sarana eksistensi diri dengan cara menundukkan kehendak pihak yang dimusuhi. Dalam lukisan ini peperangan antar militer yang biasanya menggunakan kekerasan diganti dengan pernainan catur dengan visual bentuk karakter tentara manusia sebagai pionnya. Tokoh besar yang memainkan catur memiliki peran yang sama di dunia kemiliteran yang asli, yaitu memberi arahan kepada pasukannya untuk bergerak melakukan tindakan sesuai rencana sang pemimpin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Kritik Seni dari Perspektif Feldman

Fusi Horizon dari Perspektif Gadamer pada Lukisan Karya Basuki Abdullah